Setelah kemarin aku cerita tentang "wedhus dhugul" yang bertarung mengadu kepalanya demi rumput di kandang, ternyata cerita tentang wedhus masih berlanjut terus hingga detik ini. Cerita tentang dunia hewan memang tak ada habisnya, seperti panjang dan lebarnya kisah "nyentrik" bangsa kita tercinta .
Setelah masa persidangan yang panjang dan melelahkan, tiba-tiba saja seorang anak manusia seperti "kesurupan". Berani ngomong tentang "rahasia korpsnya". Entah setan atau Tuhan yang membuat "kegaduhan baru" ini. Dari sanubari yang paling dalam, si Bego, temanku yang sedikit "kurang ganep" dan seharusnya tidak mungkin "nyandak" otaknya sempat ngomong kepada ku. "Mas, Yot, kemarin aku lihat tipi, mas", ia nyengir kuda ke arah ku kemudian melanjutkan, "bapak ku terus saja bilang 'gila!'gila!'gila!'...saat barengan nonton KPK. (maaf pembaca! Si Bego nggak pernah ngomong secara jelas karena memang sangat jauh dari cerdas. Apa yang dia sampaikan selalu hanya secuil saja dari yang seharusnya diceritakan). Karena aku kuwatir kalau aku yang di katain gila ma bapak, aku trus tanya. Apanya yang gila, pak? Sambil terus melihat tipi bapak berkata bahwa sidangnya semakin gila. Ada orang yang membalik semua cerita demi kebenaran, mas Yot". Kembali ia menatapku dengan bibir "ngowoh'."Semoga Tuhan selalu membuat orang melakukan hal yang benar, ya, mas Yot. Biar nggak ada orang ribut mengejar maling!". Aku tersenyum simpul dan terharu mendengar cerita si Bego. Ya, karena sebenarnya aku juga baru saja melihatnya di salah satu stasiun TV yang memperlihatkan tangis haru ketua KPK. "Ah..., ternyata Tuhan sungguh-sungguh luar biasa. Sungguh-sungguh hebat! Orang yang "kurang ganep" ternyata masih Tuhan beri "pikiran ganep" yang mungkin tidak dimiliki mereka yang sebenarnya di karuniai akal pikiran yang sehat 100%". Aku membatin sambil mengelus-elus pundak si Bego kemudian aku bilang padanya, "Kita harus bersyukur meski hanya hidup ditengah kesunyian hutan, Go. Kita harus bersyukur meski cuma jadi "wong tani", Go. Hidup adalah karunia yang selalu harus diyukuri dan selalu dipohonkan kepadaYang diAtas. Bersyukur atas hidup yang telah diberikan dan selalu memohon untuk ditunjukkan dan bisa melakukan hal-hal yang benar. Menjauh dari perilaku yang merugikan orang lain, merugikan masyarakat, merugikan bangsa dan negara. Apa gunanya, Go, jabatan atau pangkat yang tinggi kalau pikirannya kotor. Apa gunanya jabatan kalau suka membunuh. Apa gunanya jabatan kalau suka mencuri. Apa gunanya jabatan kalau akhirnya hanya menyengsarakan diri sendiri dan orang lain. Kita bukanlah hewan yang otaknya seperti "lendhut" atau seperti kucing yang sepanjang hidupnya hanya bisa mengeong "sendiko dawuh" dan kita juga bukan kucing yang bisa hidup hanya dengan mencuri. Kita juga bukan kucing yang bulunya indah tapi "bau tainya" meracuni jagad. Go...Go.. Kita harus bersyukur hanya hidup sebagai petani yang tidak punya kesempatan untuk korupsi. Setidak-tidaknya ada "diskon" sedikit saat jatah hidup kita telah habis. Sedikit diskon karcis ke surga karena mungkin dosa kita jadi sedikit lebih sedikit dari mereka yang punya kesempatan "nyolong" dan selalu menggunakan kesempatan itu. Bersyukurlah, Go......Si Bego manggut-manggut sambil menarik-narik jenggot kambingnya. Entah apa yang dia pikir. Paling-paling dia hanya tahu separo dari apa yang aku katakan. Ya, dasar si Bego ! Tenang saja, Go. Teman kamu yang begonya melebihi kamu banyak sekali di negeri ini.
>Update » Jemuah KLIWON, January, 27, 2012
Setelah masa persidangan yang panjang dan melelahkan, tiba-tiba saja seorang anak manusia seperti "kesurupan". Berani ngomong tentang "rahasia korpsnya". Entah setan atau Tuhan yang membuat "kegaduhan baru" ini. Dari sanubari yang paling dalam, si Bego, temanku yang sedikit "kurang ganep" dan seharusnya tidak mungkin "nyandak" otaknya sempat ngomong kepada ku. "Mas, Yot, kemarin aku lihat tipi, mas", ia nyengir kuda ke arah ku kemudian melanjutkan, "bapak ku terus saja bilang 'gila!'gila!'gila!'...saat barengan nonton KPK. (maaf pembaca! Si Bego nggak pernah ngomong secara jelas karena memang sangat jauh dari cerdas. Apa yang dia sampaikan selalu hanya secuil saja dari yang seharusnya diceritakan). Karena aku kuwatir kalau aku yang di katain gila ma bapak, aku trus tanya. Apanya yang gila, pak? Sambil terus melihat tipi bapak berkata bahwa sidangnya semakin gila. Ada orang yang membalik semua cerita demi kebenaran, mas Yot". Kembali ia menatapku dengan bibir "ngowoh'."Semoga Tuhan selalu membuat orang melakukan hal yang benar, ya, mas Yot. Biar nggak ada orang ribut mengejar maling!". Aku tersenyum simpul dan terharu mendengar cerita si Bego. Ya, karena sebenarnya aku juga baru saja melihatnya di salah satu stasiun TV yang memperlihatkan tangis haru ketua KPK. "Ah..., ternyata Tuhan sungguh-sungguh luar biasa. Sungguh-sungguh hebat! Orang yang "kurang ganep" ternyata masih Tuhan beri "pikiran ganep" yang mungkin tidak dimiliki mereka yang sebenarnya di karuniai akal pikiran yang sehat 100%". Aku membatin sambil mengelus-elus pundak si Bego kemudian aku bilang padanya, "Kita harus bersyukur meski hanya hidup ditengah kesunyian hutan, Go. Kita harus bersyukur meski cuma jadi "wong tani", Go. Hidup adalah karunia yang selalu harus diyukuri dan selalu dipohonkan kepadaYang diAtas. Bersyukur atas hidup yang telah diberikan dan selalu memohon untuk ditunjukkan dan bisa melakukan hal-hal yang benar. Menjauh dari perilaku yang merugikan orang lain, merugikan masyarakat, merugikan bangsa dan negara. Apa gunanya, Go, jabatan atau pangkat yang tinggi kalau pikirannya kotor. Apa gunanya jabatan kalau suka membunuh. Apa gunanya jabatan kalau suka mencuri. Apa gunanya jabatan kalau akhirnya hanya menyengsarakan diri sendiri dan orang lain. Kita bukanlah hewan yang otaknya seperti "lendhut" atau seperti kucing yang sepanjang hidupnya hanya bisa mengeong "sendiko dawuh" dan kita juga bukan kucing yang bisa hidup hanya dengan mencuri. Kita juga bukan kucing yang bulunya indah tapi "bau tainya" meracuni jagad. Go...Go.. Kita harus bersyukur hanya hidup sebagai petani yang tidak punya kesempatan untuk korupsi. Setidak-tidaknya ada "diskon" sedikit saat jatah hidup kita telah habis. Sedikit diskon karcis ke surga karena mungkin dosa kita jadi sedikit lebih sedikit dari mereka yang punya kesempatan "nyolong" dan selalu menggunakan kesempatan itu. Bersyukurlah, Go......Si Bego manggut-manggut sambil menarik-narik jenggot kambingnya. Entah apa yang dia pikir. Paling-paling dia hanya tahu separo dari apa yang aku katakan. Ya, dasar si Bego ! Tenang saja, Go. Teman kamu yang begonya melebihi kamu banyak sekali di negeri ini.
Silahkan juga buka Tutorial lain yang sangat menarik dan patut di ikuti sampeyan semua. Akses melalui link di bawah ini :
>Update » Jemuah KLIWON, January, 27, 2012
» Happy Blogging - gubhugreyot «
silahkan tulis sebuah komentar!
gubhug reyot